Rabu, 08 Juni 2016

PERSYARATAN UMUM KANTOR (TATA RUANG KANTOR)

Persyaratan Umum Suatu Kantor (Tata Ruang Kantor)

Oleh :
Zahra Tamma Junjunan
145211064
D3 Administrasi Bisnis
Politeknik Negri Bandung

ABSTRAK
            Office today’s are different than the old times. Functions, design, layout, and even the little aspects such as air flow and lightning systems are evolved better and better. Companies did this based on the bigger you give, bigger you get. Many companies spend out lot of money to increase the standard of their own offices. But let’s talk about these standard. What the employee needs at their office. The situations?Or the layouts?Or facilities? All of it has it’s own standard, and the standard must be high. The highest standard you got, the more incomes you get. Why? Because high standard offices has maximum facilities and its very good for employees. The good and healthy facilities brings effectiveness and efficiencies. Especially, for the office to make employee comfort to work in the office. This journal talks more about office standard.
Keywords : Employee,Healthy Facilities, Offices Standard





PENDAHULUAN
            Pernahkah anda melihat bangunan kantor yang megah? Memiliki banyak lantai, ratusan hingga ribuan pegawai, hingga fasilitas lengkap.Namun apakah semua itu menjanjikan?Tentu saja tidak. Masih banyak dijumpai kantor – kantor yang tidak memenuhi persyaratan operasional atau bahkan standar pengaturan tata letak ruangan kantor. Padahal jika kita lihat dari luar, kantor tersebut sangat megah. Namun didalamnya sangat berantakan. Jangankan untuk bekerja secara nyaman, belum tentu para pegawainya juga sehat jika hidup dalam situasi kantor yang buruk. Dalam jurnal ini penulis akan membahas secara rinci bagaimana menentukan persyaratan lingkungan kantor yang baik dan sehat, dilihat dari berbagai aspek yang ada.

Identifikasi Masalah

1.      Apa itu Persyaratan Kantor?
2.      Apa saja ruang lingkup persyaratan sebuah kantor?
3.      Hal apa saja yang harus diperhatikan untuk memenuhi persyaratan sebuah kantor?

Maksud dan Tujuan

1.      Mengetahui apa itu persyaratan kantor
2.      Mengetahui ruang lingkup persyaratan sebuah kantor
3.      Mengetahui syarat untuk memenuhi sebuah kantor


PEMBAHASAN

Persyaratan Sebuah Kantor
            Pada dasarnya, persyaratan sebuah kantor memiliki perbedaan dalam setiap jenis kantor. Mengapa? Karena satu jenis kantor belum tentu memiliki persyaratan yang sama dengan kantor lain dan juga berbeda – beda tergantung dari instansi, departemen, atau kementerian yang mengeluarkannya. Kita ambil contoh persyaratan kantor yang dikeluarkan olehKementerian Pekerjaan Umum. Instansi pemerintah ini memiliki SKNo : 29/PRT/M/2006. SK ini  lebihmenitik beratkansebuah kantor kepada persyaratan yang berhubungan fisik bangunan kantor, prasarana kantor, dan penyesuaian dengan persyaratan tata ruang kota karena memang persyaratan kantor ini menyatu dengan persyaratan gedung secara umum.
            Berbeda pula dengan apa yang diterbitkan oleh Kementerian Tenaga Kerja. Salah satunya  adalahPeraturan Menteri Perburuhan No. 7 Tahun 1964 tentang Syarat Kesehatan,Kebersihan serta Penerangan dalam Tempat kerja.Peraturan ini berbeda dari sebelumnya yang lebih menitik beratkan kepada tenaga kerja dan orang yang ada dalam kantor tersebut. Begitu pula yang dijadikan syarat oleh kementerian kesehatan, yang tertuang dalam Kepmenkes No 1405/MENKES/SK/XI/2002, yang bertujuan untuk mencegah gangguan kesehatan di perkantoran. Masih banyak lagi peraturan yang menyinggung persyaratan sebuah kantor di Indonesia.
Sayangnyadiantara peraturan dan persyaratan tersebut, meskipun terkadang sangat mirip, tetapi terpisah dan tidak saling terkait. Sehingga selain tidak nyambung, juga sering terjadi overlap yang akan menyulitkan pada saat ada revisi dari sumber asal ( biasanya standar dari luar ). Walaupun demikian, dari ketiga macam peraturan tersebut ada kesamaan, yaitu pentingnya jaminan keselamatan dan kesehatanorang terkait dengan aktivitas kantor tersebut.
Persyaratanteknis lain terkait dengan kantor biasanya berupa standar, yang digunakan oleh Indonesia yakni SNI. Ada SNI tentang persyaratan pencahayaan yang sebaiknya kita bandingkan dulu dengan Peraturan Menteri Perburuhan no 7 tahun 1964 atau Kepmenkes No 1405 tahun 2002. Ada SNI tentang ventilasi dan aliran udara dalam ruangan, dll termasuk persyaratan instalasi listrik




Sebenarnya pemenuhan terhadap persyaratan-persyaratan tersebut tidak bermasalah, asalkan ada kemauan dari manajemen kantor. Tugas manajer kantorlah untuk mensinkronkan peraturan dan persyaratan tersebut agar sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Yang jadi masalah adalah bila desain dan pembangunan tata ruang kantor, untuk alasan tertentu oleh pihak manajeman sepenuhnya diserahkan kepada kontraktor. Ini sama saja dengan membuat tata ruang kantor menurut sudut pandang manajemen pemberi order, yang belum tentu sesuai dengan yang dibutuhkan karyawan yang setiap hari berada dalam kantor tersebut.
Kalausudah demikian, niat mendesign atau merenovasi ruang kantor agar bisa meningkatkan produktifitas tidak akan tercapai. Malah yang terjadi adalah penghamburan sumber daya perusahaan, yang sebenarnya sangat tidak dikehendaki.

TATA RUANG KANTOR
Pengertian Tata Ruang Kantor
            Menurut Quible (2002) Layout menjelesakan penggunaan ruang secara efektif serta maupun memberikan kepuasan kepada pegawai terhadap pekerjaan yang dilakukan maupun memberikan kesan yang mendalam bagi si pegawai. Menrut Littlefield dan Peterson (1956), Layout sebagai prosese penentuan kebutuhan akan ruang dan tentang penggunaan ruangan secara terperinci guna menyiapkan susunan yang praktis dari gaktor-faktor fisik yang dianggap perlu untuk pelaksanaan kerja perkantoran dengan biaya yang layak. Layout kantor yang efektif akan memberikan manfaat sebagai berikut :
a. Mengoptimalkan penggunaan ruang yang ada secara fektif
b. Mengembangkan lingkungan kerja yang nyaman bagi pegawai
c. Memberikan kesan yang positif terhadap pelanggan perusahaan
d. Menjamin efisiensi dari arus kerja yang ada
e. Meningkatkan produktivitas kerja pegawai
f. Mengantisipasi pengembangan organisasi di masa depan dengan melakukan perencanaan layout yang fleksibel.

            Menurut Gustafsson (2002) menyarankan bahwa dalam perencanaan layout organisasi seharusnya memperhatikan tren pekerjaan di masa depan yaitu :
1.      Pekerjaan berbasis tim (work-based teams)

Pengunggan tim menjadi andalan oerganisasi dalam beraptasi dengan lingkungan yang berubah secara dinamis. Dengan karakter utama yang dinamis, kantor berkonsep terbuka dan pengotiimalan penggunaan tuang rapat harus dipertimbangkan oleh organisai dalam perencanaan layout.

2.      Telecommuting

Meningkatnya tren pegawai yang melaksanakan pekerjaannya di rumah atau tempat yang bukan kantor “formal”. Walaupun kebutuhan akan ruang kantor dapat diminimalisir, namun perlu dipertimbangkan di mana pegawai yang dimaksud pada saat akan mengahabiskan waktunya di kantor karena atasan sedang mengajak rapat mingguan atau bulanan. Jadi ruangan bersama yang dapat di bagi dengan telecommuter harus teteap disediakan.

3.      Hoteling

Semakin banyaknya pegawai yang tiap hari berada di lapangan (terutama divisi penjualan) membutuhkan ruangan kantor yang optimal, karena hanya pada saat tertentu mereka datang dan membutuhkan ruangan.


Manfaat Tata Ruang Kantor
Tata ruang kantor yang baik akan bermanfaat bagi organisasi yang bersangkutan dalam menyelesaikan pekerjaan. Pada pokoknya akan diperoleh keuntungan-keuntungan sebagai berikut :
a. Mencegah penghamburan tenaga dan waktu para pegawai karena berjalan bolak-balik yang seharusnya tidak perlu.
b. Menjamin kelancaraan proses pekerjaan yang bersangkutan. 
c. Memungkinkan pemakaian ruang kerja secara efisien, yaitu suatu lantai tertentu dapat dipergunakan untuk keperluan yang sebanyak–banyaknya.

d. Mencegah para pegawai di bagian lain terganggu oleh publik yang akan menemui suatu bagian tertentu. 
Dalam menyusun ruang kerja perkantoran, ada beberapa tujuan yang dicapai. Tujuan itu merupakan pula syarat yang seharusnya dipenuhi dalam setiap tata ruang kantor yang baik.
Tujuan yang seharusnya dijadikan pedoman ialah : 
a. Pekerjaan di kantor itu dalam proses pelaksanaannya dapat menempuh jarak yang sependek mungkin 
b. Rangkaian aktivitas tata susaha dapat mengalir secara lancar 
c. Segenap ruang dipergunakan secara efisien untuk keperluan pekerjaan 
d. Kesehatan dan kepuasan bekerja para pegawai dapat terpelihara 
e. Pegawasan terhadappekerjaan dapat berlangsung secara memuaskan 
f. Pihak luar yang mengunjungi kantor yagn bersangkutan mendapat kesan yang baik tentang organisasi 
g. Susunan tempat kerja dapat dipergunakan untuk berbagai pekerjaan dan mudah diubah sewaktu–waktu diperlukan 
Geoffry dan Mills dan Oliver Standingford menegaskan bahwa berbagai tujuan penyusunan tata ruang yang baik bagi suatu kantor ialah :
a. Persyaratan peratutan perundang–undangnya dipenuhi
b. Ruang dipergunakan sampai manfaat yang terbesar 
c. Pelayanan–pelayanan tersedia sepanjang diperlukan tenaga listrik, telepon dan lain–lain
d. Persyaratan kerja yang baik disediakan bagi setiap orang 
e. Pengawasan dapat melihat para petugas sedang bekerja 
f. Rasa kesatuan dan kesetiaan terhadap kelompok kerja dipelihara 
g. Komunikasi dan arus kerja diperlancar
h. Lalu lintas para petugas tata usaha diantara meja dan almari arsip dipisahkan 
i. Saling mengganggu di antara para juru tata usaha dihindarkan
j. Kebebasan diri dan keamanan diusahakan sepanjang perlu

Asas Tata Ruang Kantor
Richard Muthler mengemukakan 6 asas mengenai pokoktata ruang pabrik yang terbaik. Walau asas asas diperuntukkan bagi tempat kerja yang tugasnya menghasilkan suatu barang, namun dengan penyesuaian seperlunya dapatlah beberapa diantaranya dijadikan dasar bagi tata ruang kantor.
Beberapa asas itu diantaranya ialah : 
a. Asas mengenai jarak terpendek 
Dengan tidak mengabaikan hal–hal khusus, suatu tata ruang yang terbaik ialah yang memungkinkan proses penyelesaian sesuatu pekerjaan menempuh jarak yang terpendek–pendeknya. Dalam hal ini garis lurus antara 2 titik adalah jarak yang terpendek.Dalam menyusun tempat kerja dan menetapkan alat–alat hendaknya asas ini dijalankan sejauh mungkin.

b. Asas mengenai rangkaian kerja 
Dengan tidak mengabaikan hal–hal khusus, tata ruang yang baik adalah yang menempatkan para pegawai dan alat–alat kantor menurut rangkaian yang sejalan dengan urut–urutan penyelesaian pekerjaan yang bersangkutan. Asas ini merupakan bagian dari asas mengenai jarak terpendek.Menurut asas ini suatu pekerjaan harus senantiasa bergerak maju dari permulaan dikerjakan sampai selesai dikerjakan, tidak ada gerakan mundur atau menyilang.Hal ini berarti bahwa jalan yang ditempuh harus selalu berbentuk garis lurus. Yang terpenting ialah proses itu selalu mengarah maju ke depan menuju penyelesaian. Bentuknya dapat berupa garis bersiku atau lingkaran atau berbentuk huruf L atau U. 

c. Asas mengenai penggunaan segenap ruang 
Suatu tata ruang yang baik ialah yang mempergunakan sepenuhnya semua ruang yang ada.Ruang itu tidak hanya yang berupa luas lantai saja (ruang datar).Melainkan juga ruang yang vertikal ke atas maupun ke bawah. Jadi di mana mungkin tidak ada ruagn yagn dibiarkan tidak terpakai 
d. Asas mengenai perubahan susunan tempat kerja 
Dengan tidak mengabaikan hal–hal khusus, suatu tata ruang yang terbaik ialah yang dapat diubah atau disusun kembali dengan tidak terlampau sukar atau tidak memakan biaya yang sangat besar. 

Macam-Macam Tata Ruang Kantor 
Tata ruang perkantoran dapat dibedakan dalam 3 macam yaitu : 
1. Tata ruang kantor tertutup 
Susunan ruangan untuk bekerja terbagi-bagi dalam beberapa satuan yang dibagi-bagi karena keadaan gedung yang terdiri atas kamar-kamar maupun karena disegaja dibauat pemisah buatan 
2. Tata ruang kantor yang terbuka 
Menurut susunan Ruangan kerja yang dipisah-pisahkan tetapi semua aktivitasnya dilaksanakan pada satu ruang besar terbuka.
 3.Tata ruang kantor landscape (gabungan)
            Konsep tata ruang lanscap adalah perpaduan dari susunan ruangan  tata ruang kantor tutup dan tata ruang kantor terbukan          

Konsep Kantor Tertutup
            Dalam suatu perusahaan menganut konsep layout tertentu, salah satunya konsepr kantor tertutup. Susunan ruang kerja terbagi-bagi dalam beberapa kamar-kamar ( Chaniago;2013) yaitu dalam satu ruangan terdiri dari beberapa ruangan tertutup atau pun memakai skat. Hal ini terjadi karena keadaam gedung yang tertidiri dari atas kamar-kamar atau tuntutan dari sifat pekerjaan yang membuthkan konsentrasi tinggi atau yang bersifat rahasia.  Manfaat dari konsep kantor tertutup ini karyawan bisa bekerja dengan konsentrasi sehingga mengahasilkan informasi atau pekerjaan yang lebih terjamin bagi suatu perusahaan, kemudian suatu pekerjaan yang bersifat rahasia terjamin keamanannya, selain itu meningkatkan privacy. Namun ada sisi kelemahannya dimana karyawan ataupun para petinggi perusahaan akan kurang berkomunikasi sehingga menyebabkan hubungan karyawan perusahaan kurang dekat, selain komunikasi konsep antor tertutuppun membutukan biaya yang sangat besar dan mengharusakan ukuran gedung perusahaan haruslah luas karna untuk membuat kamar-kamar bagi setiap karyawannya membutuhkan ruangan yang besar, pengawasan dalam perusahaan akan lebih sulit, pemakaian ruangan kurang flexible apabila ada perubahan penataan peralatan, perlengkapan dan mesin-mesin kantor.


Konsep Kantor Terbuka
Salah satu keputusan strategis yang perlu diambil perusahaan dalam mendesain layout perkantoran adalah apakah menggunakan konsep kantor konvensional atau konsep kantor terbuka atau menggabungkan keduanya. Konsep kantor konvensional banyak menggunakan dinding permanent yang secara tidak langsung merefleksikan struktur organisasi yang digunakan, yaitu birokrasi. Sedangkan konsep kantor terbuka menurut Quible (2001) lebih mendasarkan pada konsistensi konsistensi hubungan antara tugas dan tanggung jawab pegawai dengan ruang kantor itu sendiri.
Desain layout ini juga membantu memenuhi kebutuhan masing-masing pegawai berkaitan dengan tugas yang harus dilakukan, alat, peralatan yang diperlukan dengan lingkungan fisik kantor yang mendukung tugasnya. Brydone (2002) menjelaskan konsep ini dapat meningkatkan kerja sama antarpegawai dengan terciptanya lingkungan kantor yang mendukung komunikasi terbuka, sehingga produktivitas pekerjaan administrasi meningkat.
Wah (1998) juga menyebutkan bahwa desain ini dapat mendorong proses kreatif yang diharapkan dari pegawai yang berhubungan dengan hal-hal yang bersifat kreatif.Dengan berbagai kelebihannya konsep ini telah digunakan oleh lebih dari dua pertiga kantor di dunia dan juga yang menggabungkannya dengan konsep konvensional (Myerson, 2005). Kepopulerannya sebagian besar didasarkan pada efisiensinya dalam melakukan perubahan layout, walaupun masalah privasi dan gangguan suara yang didapat pegawai ketika membutuhkan ketenangan dalam bekerja juga perlu mendapat perhatian.
Menurut Quible (2001), ada beberapa factor yang perlu diperhatikan dalam penggunaan konsep ini :
a.  Penggunaan dinding permanent yang minim
b. Penempatan masing-masing unit kerja yang akan meminimalisir terjadinya work backlogs ataupun crisscrossing pekerjaan
c. Memberikan perhatian khusus terhadap akustik dan gangguan suara gunamenciptakan lingkungan kerja yang nyaman. Kualitas akustik dapat dianggap baik apabila dalam jarak 15 kaki dari sumber suara tidak mengganggu pegawai lainnya.
d. AC dan kotrol kelembaban yang terpusat akan mudah dikendalikan.
e. Pola warna dan pengaturan furniture yang tepat akan menjadikan lingkungan kerja kondusif bagi pegawai. Penggunaan panel maupun meja kursi yang portable akan menyediakan privasi dan menambah estetika area tersebut.


Konsep Kantor Landscape
            Pada dasarnya konsep kantor landscap adalah penggabungan daru dua konsep yaitu konsep kantor tertutup dan terbuka. Bentuk ruangan kantor  ini mengusahakan agar benar-benar mengahsilkan lingkungan yang nyaman, menyenangkan dan ekonomis dalam pemanfaatan ruangan yang ada. Dalam melakukan penentuan tata letak kantor diperlukan sebuah perencanaan, karena perancanaan ini sangat penting untuk mempengaruhi tahap berikutnya. Menurut Quible (2001) ada beberapa faktor ang harus diperhatikan, antara lain :
a. Tugas pegawai. Jenis tugas dan tingkat otonomi yang dimiliki pegawai akan mempengaruhi penggunaan jenis fasilitas kantor yang dibutuhkan guna pengoptimalan kinerja mereka. Namun mengingat lingkungan yang selalu berubah hendaknya perencanaan layout juga mempertimbangkan faktor fleksibilitas sehingga layout mudah diubah sesuai dengan kebutuhan organisasi dalam beradaptasi dengan lingkungan.
b. Arus kerja. Analisis arus kerja (work-flow) dengan mengacu pada pergerakan informasi dan tugas secara horizontal atau vertical terutama sangat diperlukan dalam perancangan layout. Menurut Gie (2000), Arus kerja yang efisien akan menempatkan pegawai dan peralatan dengan pola garis lurus informasi, sehingga akan mengeliminasi backtracking maupun crisscrossing pekerjaan.
c. Bagan organisasi. Ketika arus kerja berlangsung secara vertical, bagan organisasi akan menggambarkan rentang wewenang masing-masing anggota organisasi. Hal ini juga akan mengidentifikasi hubungan kerja antar pegawai dilevel yang sama dan membantu dalam menjelaskan lokasi yang tepat bagi pegawai maupun unit kerja.
d. Proyeksi kebutuhan tenaga kerja di masa datang. Menjelaskan berapa luas area yang dibutuhkan jika perusahaan akan melakukan perluasan atau pengurangan di masa depan.
e. Jaringan komunikasi. Analisis bentuk interaksi maupun media yang digunakan untuk berkomunikasi yang dilakukan oleh pegawai maupun departemen sangat membantu dalam perancangan layout kantor. Semakin tinggi frekuensi hubungan yang dilakukan maka semakin dekat ruanganya.
f. Departemen dalam organisasi. Banyak perusahaan mengelola kantornya bedasarkan fungsi, terutama departemen yang berpengaruh terhadap keputusan penempatan ruang kerja yang biasanya ditetapkan berdasarkan arus kerja diantara mereka.
g. Kantor publik dan privat. Pada masa lalu penggunaan kantor private akan menunjukkan prestisse dan status suatu perusahaan atau organisasi di mata masyarakat. Namun, pemanfaatan kantor sekarang lebih mengarah pada pemakaian kantor bersama, karena biaya pengoperasian kantor lebih murah.
h. Kebutuhan ruang. Beberapa faktor yang dapar menjelaskan ruangan minimum yang dibutuhkan oleh pegawai adalah pegawai yang membutuhkan peralatan dalam melaksanakan tugasnya akan membutuhkan ruangan yang lebih besar dibandingkan yang tidak.
i. Pertimbangan keamanan. Pada dasarnya, desain dan layout kantor memfasilitasi pergerakan pegawai dari satu area ke area yang lain. Perencanaan tersebut harus dapat membuat pegawai bergerak secara mudah tanpa terhambat.
j. Pembiayaan ruang perkantoran.
Standar Ruang Kantor 
Setiap kantor mempunyai persyaratan lingkungan fisik yang harus diperhatikan dan diatur sebaik baiknya oleh setiap manajer perkantoran yang modern. Sebagai contoh di negara Inggris dalam 1963 telah ditetapkan undang undang mengenai kantor (THE OFFICE ACT) yagn antara lain menetapkan prsayratan atau stadar yang harus dimiliki oleh setiap ruang kantor. 
Standar itu meliputi hal hal sebagai berikut :
A. KebersihanBangunan, perlengkapan, dan perabotan harus dipelihara bersih
B. Luas ruang kantor tidak boleh dijejal dengan pegawai. Ruang kerja harus menyediakan luas lantai 40 square feet sama dengan 3.7 m2 untuk setiap petugas
C. Suhu Udara
Temperatur yang layak harus dipertahankan dalam ruang kerja ( minimum 16 C = 61F) 
D. Ventilasi
Peredaran udara segar atau udara yang telah dibersihkan harus diusahakan dalam ruang kerja
E. Penerangan Cahaya 
Cahaya alam / lampu yang cocok dan cukup harus diusahakan, sedang perlengkapanpenerangan dirawat dengan seharusnya .
F. Fasilitas kesehatan 
Kamar kecil, tolitet, dan sejenisnya harus disediakan untuk para petugas serta terpelihara kebersihannya 
G. Fasilitas Cuci
Ruang Cuci muka / tangan dengan air hangat dan dingin berikut sabun dan handuk harus disediakan untuk secukupnya. 
H. Air minum
Air bersih untuk keperluan minum petugas harus disediakan melalui pipa / tempat penampungan khusus
I. Tempat pakaian 
Dalam kantor harus disediakan temapt untuk menggantungkan pakaian yang tidak dipakai petugas sewaktu kerja dan fasilitas untuk mengeringkan pakaian yang basah 
J. Tempat duduk petugas harus disediakan tempat duduk untuk keperluan bekerja dengan sandaran kaki bila perlu
K. Lantai, gang , dan tangga
Lantai harus dijaga agar tidak mudah orang tergelincir, tangga diberi pegangan untuk tangan, dan bagian–bagian yang terbuka diberi pagar
L. Mesin
Bagian mesin yang berbahaya harus diberi pelindung dari petugas yane memakainya harus cukup terlatih 
M. Beban berat
Petugas tidak boleh ditugaskan mengangkat , membawa atau memindahkan beban berat yang dapat mendatangkan kecelakaan 
N. Pertolongan pertama 
Dalam ruang kerja harus dissediakan kotak / lemari obat untuk pertolongan pertama maupun seseorang pegawai yagn terlatih memberikan pertolongan itu 
O. Penjagaan kebakaran 
Alat pemadam kebakaran dan sarana untuk melariakn dari bahaya kebakaran harus disediakan secara memadai termasuk lonceng tanda bahaya kebakaran 
P. Pemberitahuan kecelakaan 
Kecelakaan dalam kantor yagn menyebakan kematian atau absen petugas lebih dari 3 hari harus dilaporkan kepada pihak yang berwajib














KESIMPULAN

            Kesimpulan dari jurnal ini adalah untuk mencapai suatu keefektifan dan keefisienan pekerjaan dalam suatu lingkungan perkantoran perlu adanya usaha-usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperbaiki tingkat kenyamanan bagi karyawannya. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menetapkan situasi dan kondisi kantor sesuai persyaratan yang ada dan disesuaikan dengan kebutuhan dari kantor itu sendiri. Dengan penerapan standard tersebut, harapan akan tercapainya efektifitas dan efisiensi pegawai dalam bekerja bukan lagi sebuah angan belaka, melainkan menjadi patokan yang realistis mengingat segala hal yang telah dilakukan oleh perusahaan adalah baik dan sesuai dengan prosedur yang ada.






















DAFTAR PUSTAKA

Chaniago, Harmon. 2013. Manajemen Kantor Kontemporer. Bandung : CV Akbar Limas Perkasa
The Liang Gie. 2000. AdministrasiPerkantoran Modern. Yogjakarta: Liberty
Sukoco, Badri Munir. 2007. Manajemen Administrasi Pekantoran Modern.Jakarta:
Erlangga.